Friday, 27 January 2012

Renungan

HIDUP ITU MENCARI
Bila kita mau berpikir lebih, maka hidup ini sebenarnya sebuah proses pencarian. Setiap saat kita selalu dalam kondisi dan situasi mencari. Ada beragam bentuk dan jenis pencarian baik itu berupa harta kekayaan, status sosial ataupun mencari makna dan arti hidup dalam kehidupan beragama. Kita semuanya tentu berharap agar apa yang kita cari suatu saat dapat tercapai. Kalaupun kita sudah mendapatkan apa yang kita cari, tetapi selalu saja ada alasan bagi kita untuk mencari, mengejar dan berusaha meraih kebutuhan yang lain. Itulah hidup yang penuh petualangan, kompotensi dan ambisi. Sikap tidak puas dan didukung dengan ketidaksabaran dalam mencari membuat manusia lupa diri dan langsung mengambil jalan pintas seperti korupsi, manipulasi, kolusi, nepotisme bahkan dengan enteng menghilangkan nyawa orang lain karena merasa disaingi. Sebuah narasi kehidupan bangsa yang memilukan ketika orang kaya semakin kaya sementara orang miskin semakin miskin dan melarat. Hukum yang benar tetapi tetapi dihidupi secara salah maka yang benar bisa saja disebut jahat dan yang jahat bisa dipandang kudus. Lantas, adakah yang salah dengan pencarian hidup ini? Pertanyaan ini mengantar kita pada sebuah permenungan atas pertanyan Yesus, apakah yang kamu cari?
Mencari dalam konteks iman Kristiani adalah sebuah keharusan sebagai kosekuensi dosa manusia pertama di taman eden. Adam dan Hawa terlanjur salah mengunakan kehendak bebasnya sehingga mereka kehilangan situasi firdaus yang membahagiakan. Semenjak itu, manusia mencari, merintih dan menangis hingga Allah yang rahim itu mengutus Putranya sendiri. Firdaus itu telah diraih kembali dalam pristiwa inkarnasi, Allah menjadi manusia. Bangsa yang berjalan dalam kegelapan itu telah melihat terang yang besar dalam diri Yesus Kristus. Penginjil Yohanes hari ini menceritakan tentang bagaimana Yesus memberi reaksi atas inisatif dua orang murid Yohanes pembabtis yang mengikuti dia. Yesus bertanya "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Mereka pun datang dan melihat di mana Ia tinggal dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia.
Hari ini dan di awal tahun 2012 ini, Yesus bertanya kepada kita, "Apakah yang kamu cari?". Atau dengan kata lain: Apa yang Anda inginkan? Mengapa Anda berada disini? Apa yang anda lakukan? Pertanyaan tentang apa yang kita inginkan adalah sangat penting dalam segala tindakan kita. Keinginan kita menjadi tolok ukur untuk baik buruknya suatu tindakan. Dari segi moralitas, suatu tindakan adalah buruk jika maksudnya jahat. Suatu bentuk kejahatan akan berkurang jika kejahatan itu dilakukan dengan maksud baik. Prestasi juga sangat tergantung dari maksud dan tujuan kita. Jika saya sungguh-sungguh bermaksud dan berkeinginan mencapai sesuatu, maka saya akan mencari jalan untuk mendapatkannya. Jika keinginan saya lemah, maka saya akan mudah menyerah. Di sini motifasi kita sangat dibutuhkan dalam mencari, mengejar dan meraih sesuatu. Dalam surat Yakobus 4:3 dikatakan "Bila kamu berdoa, kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu." Karena itu Yesus bertanya kepada para murid "Apakah yang kamu cari? Dan mereka menjawab "Dimanakah Engkau tinggal?" "Marilah dan kamu akan melihatnya." kata-Nya kepada mereka. Yesus mengajak “Marilah dan ambillah bagian dalam kesadaran batin-Ku dan dalam pengalaman-Ku. Dalam hal ini, Yesus mengundang mereka kepada kebenaran dan kehidupan batin yang ada dalam diri-Nya dan melalui-Nya. "Mereka pun datang dan melihat dimana Ia tinggal: dan hari itu mereka tinggal bersama dengan Dia." Mereka mengunjungi-Nya secara lahiriah, namun mereka juga mengalami-Nya di dalam batin mereka dan sedikit banyak mengalami cahaya kasih-Nya. Dengan demikian, saudara/I… yang kita cari dalam hidup ini sebenarnya buka harta kekayaan, nama besar, pangkat dan kedudukan tetapi yang kita cari adalah kebahagian batin. Hanya dalam hati yang mendamba, lembut dan sabar akan terpancar kata-kata dan sikap yang lembut dan penuh kasih. Akhirnya, semoga dihadapan terang Sabda Allah dan roh pemberi karunia, lenyaplah kebutaan manusia tak beriman, dan semoga hati Yesus Hidup dalam hati semua orang. Amin
Share:

0 comments:

Post a Comment