Hampir tidak ada cara yang lebih bijaksana untuk meringankan beban pikiran dan rasa selain ber-curhat. Curhat adalah bukti nyata keberadaan manusia sebagai homo socius atau mahluk sosial. Manusia mampu dan seharusnya berelasi dengan orang lain dalam beragam cara termasuk ber-curhat. Dengan demikian curhat adalah hal yang wajar dan pantas dibuat oleh semua orang baik laki-laki maupun perempuan. Selain itu mencurahkan isi hati kepada orang lain tentunya berkaitan erat soal kepercayaan, kedekatan dan keakraban. Semakin kita merasa dekat, akrab dan yakin bahwa seseorang mampu menjaga rahasia persoalan kita maka semakin besar keinginan kita untuk berbagi cerita dengan orang tersebut. Biasanya orang berbagi isi hati menyangkut persoalan luar biasa dalam hidup termasuk beban hidup pribadi atau keluarga.
Di negara-negara maju seperti Jepang kasus bunuh diri sangat tinggi. Hal ini terjadi karena relasi yang dibangun adalah relasi kepentingan bukan relasi personal. Orang sibuk dengan pekerjaan dan dirinya sendiri. Maka ketika terjadi persoalan orang merasa ditinggalkan sendiri. Tidak ada orang yang mau atau diyakini dapat mencurahkan isi hati. Persoalan yang sekian berat akan mengakibatkan depresi, stress dan berakhir pada tindakan bunuh diri. Sikap seorang yang tertutup atau introvert sangat berbahaya jika tidak bisa mengekpresikan perasaannya secara kreatif. Jauh dari semuanya itu saya hanya mau mengatakan bahwa mencurakan isi hati adalah cara bijaksana, pantas dan wajar untuk meringankan beban pikiran dan perasaan. Persoaln baru muncul ketika orang yang kita yakin mampu menjaga rahasia hati kita bersikap plin-plan dan membocorkan semuanya itu kepada orang lain. Jika itu terjadi kepada siapakah kita harus percaya???
Penginjil Matius hari ini menampilkan cerita Yesus soal keterbukaan hatinya untuk menerima dan member solusi bagi semua orang yang mengalami persoalan dan beban dalam hidup. Yesus berkata “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-ku pun ringan." Dengan demikain Yesus mengajak kita untuk menjadikan-Nya sebagai temapat kita mencurahkan segal isi hati dan beban hidup kita. Kita tidak perlu takut untuk dikhinati atau masalah kita diketahui banyak orang. Yesus adalah Tuhan yang senantiasa mendengar keluh kesah dan rintihan hati kita. Dalam dan melalui Yesus kita dapat belajar soal kesabaran, kekuatan untuk bertahan dalam berbagai situasi hidup dan kepasrahan yang total pada kehendak Allah.
Hari ini kita semua diundang Yesus untuk datang dan belajar kepada-Nya, Yesus ingin mengajarkan kita kembali tentang pentingnya kebijaksaan dan kerendahan hati dalam menyikapi berbagai persoalan dalam hidup ini. Ia ingin kita mengikuti-Nya dan belajar dari pada-Nya bagaimana menyelesaikan masalah tanpa mempergunakan cara-cara kekerasan yang hanya akan berbuah ketidakbahagiaan dan ketidaktenangan. Yang kedua adalah Yesus ingin kita kembali dan datang kepada-Nya. Kita seringkali terhimpit beban berat khususnya dalam masalah ekonomi dimana berbagai kebutuhan hidup terus melambung tinggi dan kadang sulit terjangkau oleh orang-orang "kecil'. Demikian halnya yang bermasalah dengan dosa-dosa berat yang menghimpit hati dan pikiran sehingga selalu menjadi bayang-bayang dalam keseharian kita. Saudara/iku, melalui gereja Yesus telah memberikan kuasa untuk mengampuni dosa-dosa kita melalui Sakramen pengakuan dosa dan ini meruapakn sebuah karunia tak terhingga bagi kita dari Yesus yang Maharahim untuk memberikan kita pengampunan dan kelegaan pada segenap hati dan pikiran. Semoga dihadapan terang Sabda Allah dan Roh pemberi karunia lenyaplah kegelapan dosa dan kebutaan manusia tak beriman dan semoga hati Yesus hidup dalam hati semua orang. Amin