Tuesday, 31 July 2012

SOAL PENJELASAN


Dalam kehidupan sehari-hari ada banyak hal yang membuat kita bingung dan ragu. Kita binggung dan ragu karena banyak hal atau pristiwa yang tidak jelas. Jangan tanyakan lagi kenapa tidak jelas karena hal itu sangat pribadi dan situsional. Satu hal yang bisa dibuat yakni untuk sesuatu yang membingungkan atau tidak jelas harus diberi penjelasan. Disisi lain khususnya dalam konteks filsafat, kebingungan adalah awal yang baik. Kebijaksanaan selalu berawal dari ketidakjelasan dan keaadan binggung. Hal ini mau menggarisbawahi bahwa orang tidak selalu atau selamanya dalam keadaan bingung. Jika itu yang terjadi maka rumah sakit jiwa adalah tempatnya. Kebingungan seharusnya memaksa orang untuk proaktif mencari solusi, penjelasan dan alternative. Cara tepat yang mesti ditempuh yakni dengan bertanya. Bertanya dan terus bertanya adalah cirikhas seorang yang cerdas dan bukan tanda seorang yang otak lemah. Seseorang akan bertanya dan terus bertanya, mungkin hingga sang maut menjemputnya. Orang bertanya karena hidup itu sendiri adalah sebuah pertanyaan abadi. Bukankah tidak ada yang tetap dan mutlak benar di bawah matahari? Penginjil Matius hari ini menampilkan kebingungan para muris yang Nampak dalam pertanyaan mereka kepada Yesus. Mereka bingung dan meminta penjelasan lanjut dari sang Guru soal perumpamaan ilalang di antara gandum. Mereka bingung karena bagaimana mungkin seorang petani harus membiarkan gandum dan ilalang tumbuh bersama. Apakah petani itu memang terlampau bodoh sehingga ia tidak membutuhkan hasil dari kerjanya. Ketika orang banyak pulang, para murid bertanya kepada Yesus ”Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu.” Yesus menjawab, kata-Nya: ”Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malai¬kat-Nya dan mereka akan mengumpulkan se¬ga¬la sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratap¬an dan kertakan gigi. Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti mata¬hari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa ber¬telinga, hendaklah ia mendengar!” Yesus rupanya sangat menghargai permintaan tulus para murid. Ia menjawab pertanyaan para murid dengan penjelasan yang sangat jelas dan konkrit. Menurut Yesus petani yang menabur benih itu tidak sebodoh yang dibayangkan. Ilalang yang ada tumbuh di antara gandum tersebut adalah tindakan si jahat. Si petani atau Anak Manusia sengaja membiarkan anak-anak cahaya dan antek-antek setan berada bersama dalam sebuah ladang dunia. Mereka ada bersama bukan untuk saling mengisi dan melengkapi tetapi saling berkompotisi untuk mempertahankan jati dirinya masing-masing. Dalam kebersaman, gandum tidak mungkin berubah menjadi Ilalang ataupun sebaliknya tetapi sangat mungkin gandum bermental ilalang. Tidak heran bila pada akhirnya Malaikat Tuhan masih bisa membedakan gandum atau ilalang. Di sini celah pertobatan masih ada. Anak-anak cahaya atau kerajaan dikumpulkan dalam surge dan antek-antek setan dijerumuskan dalam neraka untuk dibakar. Apakah kita mampu menangkap penjelasan ini? Seorang pemuda nekad mencuri di sebuah perumahan mewah lantaran desakan ekonomi. Namun, nasib sial menimpanya. Ia tertangkap tangan, lalu dihakimi oleh warga sekitar yang geram karena ulah nekat pemuda itu. Untung saja petugas kepolisian berhasil mencegah tindakan anarkis massa yang main hakim sendiri ini. Nyawa pemuda itu dapat diselamatkan. Pemuda itu tidak menaburkan benih baik, tetapi benih jahat. Maka, hasil yang dia terima bukanlah pujian atau sanjungan melainkan cercaan dan hujatan. Siapa pun yang menabur kebaikan akan mendapat hal yang baik. Begitu pun sebaliknya. Upah amal kasih dan perbuatan baik adalah surga; upah dosa adalah maut! Orang-orang berdosa hidup di bawah bimbingan Iblis dan kuasa kegelapan dunia ini, sementara orang yang baik hidup di bawah bimbingan Roh Allah sendiri. Orang berdosa akan dikumpulkan, lalu dicampakkan ke dalam neraka jahanam; di sana akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Orang yang baik menikmati sukacita abadi bersama Allah di surga. Yesus dalam Injil hari ini dengan sangat jelas melukiskan semuanya ini, tetang apa yang akan terjadi dengan hidup kita kelak. Apakah kita dicampakkan ke dalam neraka ataukah beroleh hidup bahagia di surga, semua tergantung pada kita yang menjalaninya. Karena hidup digerakkan oleh tujuan, maka pilihan akhirat kita menentukan sikap dan perilaku kita saat ini. Oleh karena itu saudara/iku, jangan pernah membingungkan diri sendiri oleh berbagai sikap acuh tak acuh, angkuh, gila harta dan pangkat. Tetapi sekiranya situasi hidup menghadapkan kalian pada sebuah kebingungan, bertanyalah pada Yesus dalam doa maka kamu akan memperoleh jawaban dan penjelasan yang sangat lengkap sehingga dapat membedakan yang baik dan jahat, yang benar dan salah. Semoga dihadapan terang Sabda Allah dan Roh pemberi karunia lenyaplah kegelapan dosa dan kebutaan manusia tak beriman dan semoga hati Yesus hidup dalam hati semua orang. Amin
Share:

0 comments:

Post a Comment