Monday, 30 January 2012

SOAL ATURAN

Ketika saya duduk di seminari menengah, seorang teman dekat saya memiliki kebiasaan untuk mengeluh. Dia mengeluh untuk banyak hal sehingga hampir tiada hari dilewatkan tanpa mengeluh. Bila diprosentasikan maka keluhan tentang aturan seminari mendapat porsi terbanyak. Ada banyak argumen yang diutarakannya termasuk aturan olahraga yang dibagi dalam kelompok. Menurutnya aturan semacam ini, bukan hanya membuat orang tertekan secara psikis tetapi juga mematikan kreatifitas dan inovasi seseorang. Akhirnya dalam bulan terakhir menjelang ujian akhir sekolah, ia memutuskan untuk menarik diri dari lembaga panti imam tersebut. Apakah di luar sana ada sebuah kebebasan mutlak tanpa control dalam bentuk aturan? Tidak. Di mana saja kita berada selalu dihadapkan dengan aneka aturan agar kebebasan kita tidak mengganggu apalagi membatasi kebebasan orang lain. Pada prinsipnya aturan atau hukum dibuat untuk sebuah tujuan yang baik tetapi persoalan selalu muncul ketika orang yang membentuk, menjaga dan yang menjalankan aturan tersebut memiliki persepsi atau cara pandang beragam atas aturan yang sama. Bandingkan saja situasi sosial di tanah air kita akhir-akhir ini. Hukum dengan mudah digadai dan diputarbalikkan sehingga yang kerap terjadi adalah yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan. Bandingkan proses hukum seorang koruptor yang mencuri uang rakyat bermilar-miliaran rupiah dengan seorang pencuri bunga dan sandal jepit. Penginjil Markus menampilkan cerita Yesus tentang esensi sebuah aturan atau hukum. Masyarakat Yahudi pada zaman Yesus memiliki sebuah aturan atau hukum pengsakralan hari sabat sebagai hari khusus bagi Tuhan. Hal ini bertolak dari kisah kejadian tentang bagaiman Allah menciptaka langit dan bumi selama enam hari dan pada hari ketujuh dia beristrahat setelah menyaksikan semuanya itu baik. Aturan hari sabat menerapkan prinsip tunggal yakni tidak ada aktifitas lain kecuali bersujud dan berdoa kepada Yahwe. Apapun kegaitan tersebut walaupun untuk sebuah tujuan mulia tetap dikatakan dosa karena melanggar hukum hari sabat dan terjadilah demikian. Untuk mengisi perut yang keroncongan, para murid Yesus memetik bulir gandum. Yesus dimintai keterangan atas sikap pembangkangan para murid. Namun Yesus tidak bergeming sedikitpun. Ia mengunakan sebuah hukum tertinggi yakni penghargaan terhadap martabat manusia. Segala bentuk aturan atau hukum mestinya bermuara pada penghargaan atas martabat manusia yang merupakan citra Allah sendiri. Menurut Yesus aturan diciptakan untuk manusia dan bukan sebaliknya manusia untuk aturan. Yesus menujukkan legitimasi kekuasaannya atas surga dan dunia dengan mengatakan bahwa dirinya adalah tuan atas hari sabat. Perjalanan panjang karya Yesus diwarnai dengan pesan-pesan pembaharuan dan tidak sedikit bersifat kontroversial dan revolusioner. Hukum itu mesti ditegakkan sejauh tidak membelenggu manusia sebagai pribadi yang bermartabat. Akhir-akhir ini dengan adanya sistem otonomi daerah, produksi undang-undang di daerah dan negara kita begitu banyak. Lebih parah lagi ketika tidak ada batasan yang jelas antara ruang privat, ruang publik dan doktrin agama. Semua orang binggung, baik masyarakat maupun lembaga pencetak undang-undang atau hukum itu sendiri. Kebingungan merambat pada pihak penegak hukum dan pengambil keputusan seperti hakim dan jaksa. Anda, saya dan kita semua berada dalam situasi binggung. Di tengah virus kebingungan ini apakah ada obat penawar yang menyajikan pencerahan dan solusi? Tidak ada cara lain selai kita harus kembali pada roh dari hukum itu sendiri yakni memberi kelegaan bagi mereka yang haus akan kebenaran dan keadilan sembari tetap menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai citra Allah yang maha luhur. Perjuangan ini butuh kesabaran dan pengorbanan. Hal pertama yang mesti dibuatnya yakni memutuskan mata rantai gurita banalisasi kejahatan yang selalu datang menawarkan diri dalam beragam cara dan bentuk. Ketahuilah gurita kejahatan itu telah merasuki ranah kehidupan kelurga dan karya pelayanan gereja. Di sini pemikiran rasional, iman dan hati nurani hendaknya dipakai sebagai benteng agar kita tidak terseret pada virus kebinggungan yang berkepanjangan. Ingat, orang yang luar biasa itu selalu sederhana dalam ucapan tetapi hebat dalam tindakan.
Share:

0 comments:

Post a Comment