SOAL KEJAHATAN
Dalam berbagai pemberitaan baik melalui media cetak maupun elektronik, kasus kejahatan hampir tidak pernah absen. Terlihat cukup jelas bagaimana kejahatan dalam berbagai kategori dapat diperankan oleh siapa dan di mana saja karena tidak butuh kursus atau keahlian khusus. Dengan demikian, anda, saya dan kita semua mempunyai kecenderungan dan kemampuan untuk berbuat jahat. Secara sederhana, kejahatan dimengerti sebagai upaya mencari dan meraih keuntungan bagi diri sendiri dengan mengorbankan kebaikan dan kebahagiaan orang lain. Pertanyaan mendasar untuk kita refleksi bersama yakni mengapa dan untuk apa orang berbuat jahat. Apakah orang melakukan kejahatan karena ketiadaan pengetahuan tentang yang baik ataukah kejahatan merupakan warisan terberi? Kalau manusia menyebut diri sebagai citra Allah mengapa manusia harus berbuat jahat selagi masih ada kemampuan untuk melakukan yang baik. Mungkin perlu dipahami bahwa kejahatan itu tidak seharusnya ada dalam diri manusia. Dengan ini mau menegaskan bahwa pada dasarnya manusia itu baik. Kejahatan muncul ketika ia tidak mampu menata hati nurani untuk mengelakkan yang jahat dan melakukan yang baik.
Penginjil Markus manampilkan cerita Yesus tentang pengakuan roh-roh jahat bahwa Yesus adalah anak Allah. Cerita yang unik dan menarik walaupun menyisakan banyak kebingungan. Roh jahat yang yang dikenal sebagai musuh terbesar kebaikan, kebenaran dan kekudusan justru berteriak penuh semangat bahwa Yesus adalah anak Allah. Apakah ini tanpa pertobatan roh-roh jahat sekaligus akhir dari segala peperangan dan penderitaan manusia? Tidak. Roh-roh jahat tetap merupakan musuh abadi baik untuk Yesus maupun umat manusia seluruhnya. Tidak heran kalau Yesus melarang mereka untuk memproklamirkan diri-Nya sebagai anak Allah. Iblis mempunyai seribu satu cara untuk menjerat manusia. Ia terkadang tampil sebagai naga merah padam yang serem dan menakutkan tetapi terkadang tampil sebagai naga putih bercahaya, dengan tatapan mata yang sayu dan penuh kelembutan. Sekali manusia lengah, maka ia akan mengulurkan cakarnya, mencincang dan menjerumuskan manusia dalam lembah dosa yang menakutkan.
Ketahuilah dan sadarlah, iblis itu telah ada dalam dunia. Ia hadir dalam aneka wajah dan cara untuk memburu manusia yang mempunyai kadar iman yang lemah. Kalau boleh menerka, bidang politik, ekonomi dan agama menjadi sarana empuk bagi iblis bertahta. Dalam bidang politik, terlihat jelas dalam pribadi yang haus kekuasaan, gila hormat dan popularitas. Kebenaran bisa saja dimanipilasi demi agenda pribadi dan partai. Sementara dalam bidang ekonomi nampak dalam pribadi yang tidak pernah puas dengan harta kekayaan. Bila si miskin memikirkan hari ini makan apa, maka si kaya yang tamak akan sibuk berpikir makan siapa dan di mana. Lain halnya dengan iblis yang bersantai ria dalam kehidupan mengereja. Ia bisa merasuki jiwa seorang pemimpin atau pengurus gereja dengan tingkah laku dan tutur kata yang kelihatan sopan, lembut dan bersahabat tetapi menyimpan banyak kemunafikan dalam bentuk ambisi pribadi, gila hormat dan kesalehan palsu. Sekali lagi, iblis bekerja dalam sebuah jaringan yang jelas dan rapi. Ia tidak lagi hadir dalam bentuk yang bringas, seram dan bertanduk tujuh tapi bisa hadir dalam pribadi yang ramah dan mempesona. Bacaan suci hari ini mengajak kita untuk kembali dan melihat diri kita, apakah semangat yang berkobar dalam diri kita, baik dalam karya dan doa-doa kita, sungguh-sungguh bertujuan memuliakan Allah dan berjuangan demi kebahagiaan dan kesejahteraan sesama? Ataukah sebaliknya. Jawabanya ada dalam hati kita masing-masing. Ketahuilah sifat cinta dan iman dalam diri kita sama seperti sifat air dalam tanah. Apabila kita tidak cukup dalam menggali maka anda mendapatkan air yang keruh tetapi apabila kita mengali cukup dalam maka kita mendapatkan air yang bersih dan jernih.
0 comments:
Post a Comment